Rabu, 27 April 2011

Be carefull with my heart

If you love me like you tell me
Please be careful with my heart
You can take it just don't break it
Or my world will fall apart


You are my first romance
And I'm willing to take a chance
That till life is through
I'll still be loving you

I will be true to you
Just a promise from you will do
From the very start
Please be careful with my heart

I love you and you know I do
There'll be no one else for me
Promise I'll be always true
For the world and all to see


Love has heard some lies softly spoken
And I have had my heart badly broken
I've been burned and I've been hurt before

So I know just how you feel
Trust my love is real for you
I'll be gentle with your heart
I'll caress it like the morning dew

I'll be right beside you forever
I won't let our world fall apart
From the very start I'll be careful with your heart

Ruang untuk hati

Masih saja merasa begini begitu..
Sejujurnya sudah terlalu lelah
merasakan hal-hal
yang sebenarnya tak perlu lagi dipikirkan
Karena akan membuat perasaan
semakin tidak baik
tapi selalu saja hal itu muncul

Ya Allah... berikanlah ruang untuk hati ini
.......

Kamis, 21 April 2011

Tetap saja

Jika hati ini bisa diletakkan sebentar saja
di suatu tempat entah dimana itu,
 - aku tak peduli
paling tidak, aku dapat sebentar saja
untuk tidak merasakan sakit
atau kalo ada tempat untuk reparasi hati

Siapapun itu, tak akan pernah bisa pahami
apa yang sedang terjadi pada hatiku
Orang terdekatku, bahkan
dia tak akan pernah mengerti

Jadi harusnya aku berhenti berharap
agar dia mengerti akan semua ini
Bagaimanapun...
hanya aku yang merasakan
rasa ini...

Aku mohon, berikan aku kesempatan
untuk merasakan bagaimana kebahagiaan itu
nyata ada..
Orang lain semuanya bisa bahagia
Aku juga punya hak kan Tuhan untuk merasakan itu...

Air mata ini sudah cukup terkuras
Hati ini sudah cukup bobrok
Biarlah... skr aku menangis sekencang apa pun
tak ada yang bisa mengembalikan waktu
tak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi

Tapi aku tetap ingin menangis...
Walau tak ada yang bisa mengerti aku
Walau tak ada ayng peduli akan ini semua
Aku tetap ingin menangis
Hanya saat ini saja...
Supaya hatiku puas menumpahkan rasa ini
- walau sebenarnya tetap saja 'sakit' -

Kamis, 14 April 2011

berarti kah?

Apa arti cinta yang dia maksudkan untukku?
Tak lagi mengerti
Cinta yang ada dihatinya
Tak lagi paham
Bagaimana rasa sayangnya
Tak lagi bisa meraba
Cinta itu

Rheina, menutup diary nya, menghela nafas panjang, mengusap sebutir bening air di pelupuk matanya.
Dia memeluk erat boneka teddy bear disebelahnya dan membenamkan wajahnya. Tubuhnya bergetar, sesenggukan...

Kamis, 07 April 2011

romantisme senja


Kereta Rel Listrik (KRL) AC di jalur empat siap berangkat pagi itu. Para penumpang sudah duduk rapi, beberapa ada pula yang berdiri. Diantara keramaian penumpang tampak sepasang manula yang jika diamati dari ciri-cirinya, orang akan mudah menebak mereka keturunan etnis Tionghoa.

Aku perhatikan, si kakek dan nenek bermaksud menyeberang ke jalur tiga dengan melewati gerbong KRL AC yang kunaiki. Bergenggaman tangan erat, bahu membahu mereka menaiki anak tangga gerbong. Mereka harus berhasil menyeberang sebelum pintu gerbong tertutup. “KRL AC jalur empat sebentar lagi akan diberangkatkan,” demikian pengumuman yang disampaikan bagian informasi stasiun Bogor.

Beberapa penumpang termasuk aku memperhatikan keduanya. Cemas, takut kalau mereka tak berhasil menyeberang. “Hati-hati Pak, Bu, cepat sedikit. Kereta jalan sebentar lagi,” kata seorang pria sambil membantu menuntun si kakek dan nenek. Keduanya hanya tersenyum, menghiraukan bantuan si pria. Si kakek merangkul si nenek penuh sayang, bahkan sempat-sempatnya mengelus kepala wanita tua yang dikasihinya itu. Langkah tertatih mereka segera sampai ke pintu seberang. Ya, sedikit lagi.

Sekarang tinggal menuruni anak tangga disana. Cukup curam bagi manula untuk menaklukkannya. Kakek pun lebih dulu menuruninya. Meski sudah tua, beliau memperlihatkan dirinya masih cukup tangguh melindungi nenek. Kemudian perlahan dia berbalik badan, kedua tangannya menyambut sang wanita yang menyusul setelahnya. Keduanya berjalan sedikit terbungkuk, cukup lama, daaan.. misi berhasil!

Mereka tertawa kecil, berhenti sejenak di tepi jalur tiga. Tampak kebahagiaan terpancar di wajah keduanya. Seolah menikmati kebersamaan dan petualangan yang baru saja berhasil dilewati. Nenek tersenyum menepuk halus pundak pria yang menjadi pahlawannya itu. Hampir berbarengan, pintu gerbong kereta pun menutup.

Kereta melaju perlahan. Dari balik jendela kaca aku sempat melihat si kakek meraih tangan nenek, mengelusnya lembut. Keduanya bertatapan sejenak tanpa kata, lalu saling tersenyum. Selanjutnya, dua orang tua itu kembali berpegangan tangan erat menyusuri jalan stasiun.

Kulempar pandang ke arah penumpang lain, sepertinya mereka pun memperhatikan kemesraan itu. Beberapa ada yang tersenyum, mungkin berpikir sama seperti yang ada dalam benakku...

(dikutip : http://nisbroth.wordpress.com)
Apa namanya perasaan seperti ini?
Betapa tidak mengenakkan
Kebat-kebit

Ingin rasanya pergi ke suatu tempat
tanpa kebisingan
kebisingan yang mengobrak-abrik perasaan
Hanya ada ketenangan dan cahaya teduh disana
Menemukan sepasang tangan menggenggam
dengan ketulusannya
dengan kesungguhannya
benar2 dengan kesungguhannya

Jumat, 11 Maret 2011

Sebel dech...


Berkali-kali Rheina memegang HPnya, memencet nomor yang sama dan menghubunginya. tapi nihil tak ada respon dari Hpnya. ia menutup HP flipnya dengan perasaan sebal. Wajahnya yang biasanya ceria terlihat sedikit kesal, hal tersebut terlihat dari lekak-lekuk wajahnya yang tak beraturan. Sesekali terlihat ia mendengus dan menghela nafas panjang. "Kemana, Firdaus?" , itu yang dari tadi berkecamuk di pikirannya.

Rasa kangen yang sejak semalam ditahannya, tak bisa ia bendung lagi. Bahkan hari ini, untuk menghubungi Firdaus saja, itu tak berhasil ia lakukan. Padahal Rheina baru sibuk, mengurusi Pelatihan bagi Manager Koperasi di Jawa Timur, tapi tetap saja ia selalu meluangkan waktu untuk sekedar menelepon atau menghubungi kekasih hatinya itu. Ia tau bagaimana rasanya kangen, tak diperhatikan, diacuhkan dsb.. makanya sesibuk apa pun dia, ia berusaha selalu meluangkan waktu untuk Firdaus. "Kemana, Firdaus?"
, ia tetap saja bertanya-tanya. Ia masih sibuk mengutak-atik tuts HPnya... menulis pesan kemudian mengirimkannya. Sebal... begitu keluhnya....